Selasa, 23 Mei 2017
Review: Make It Right 2 episode 3
Make It Right the series season 2 adalah sekuel dari Make It Right the series, sebuah serial drama gay Thailand yang cukup terkenal. Serial ini diangkat dari novel online karya ThanaraNomore dan bercerita tentang kehidupan cinta para remaja SMA. Nggak cuma melulu tentang cinta, Make It Right juga menyuguhkan kisah persahabatan dan keluarga dari sudut pandang para remaja SMA.
Sekarang, series ini ada pada episode ke-3. Review ku ini akan lebih fokus ke episode 3. Dan, karena yang akan ku review ini adalah Make It Right, maka review ku ini akan fokus kepada para couple.
Review (awas spoiler)
Episode 2 berakhir dengan terungkapnya identitas "selingkuhan" Jean. Dan ternyata orang itu adalah kakaknya Jean. Yup. Ternyata Fuse sudah salah paham dengan Jean selama ini. Cowok itu bukan selingkuhannya Jean, tapi kakaknya! Hore! Keadaan semakin rumit lagi sekarang!
Aku antara suka dan tidak suka dengan ini. Maksudku, plot-twist dari Jean cukup menyenangkan. Tapi, aku lumayan pusing kalau memikirkan keadaan Tee dan Fuse setelah ini. Cerita mereka jadi semakin rumit dan membingungkan.
Tee x Fuse
Jujur aja aku lumayan capek dengan cerita pasangan ini. Ok, aku tahu kalau Fuse galau antara harus memilih Jean atau Tee, tapi apakah tidak berlebihan kalau plot sesederhana ini harus diseret sampai jauh sekali? Tidak cukupkah sepanjang season 1 kita menyaksikan kegalauan Fuse tentang Jean dan Tee?
Untungnya, di episode ini hadir Francis atau Cis yang lumayan memberikan angin segar ke plot yang sudah bikin aku sumpek sejak lama. Cis adalah teman lama Tee di sekolah sebelumnya. Teman-teman mereka selalu meledek Tee dan Cis sebagai sepasang kekasih karena mereka sangat akrab.
Ok, sekarang Cis akan berperan sebagai penghalang bagi Fuse untuk kembali bersama Tee. Tapi bukannya Fuse sudah memantapkan hati untuk membuang Tee dan kembali dengan Jean? Kenapa Fuse harus cemburu saat melihat kedekatan antara Tee dan Cis?
Maaf untuk fans Fuse, tapi Fuse benar-benar egois. Dia serakah dan ingin memiliki Jean dan Tee sekaligus.
Frame x Book
Pasangan yang satu ini, entah kenapa selalu diberikan porsi adegan yang "hot". Aku bukan ngeluh sih, cuma jadi kangen aja sama season satu dimana pasangan ini mendapat porsi adegan yang cute dan manis (untukku), dan bukan adegan hot.
Anyway, back to the plot, ketakutan Book tentang rekaman video sepertinya terlalu berlebihan. Apakah dia punya pengalaman buruk dengan itu? Hmm, we'll see in the next episodes. Semoga mereka punya penjelasan yang bagus tentang ini, soalnya ketakutan Book sudah ditunjukkan sejak episode 1 di season 2 ini.
Adegan termanis dan terpenting dari couple ini di episode 3 menurutku adalah saat Book berterima kasih pada Frame karena sudah perhatian dengannya. Frame menjawab dia akan melakukan apapun untuk membuat Book senang, dan Book merespon dengan manja "Kau cuma boleh perhatian sama aku."
Well, adegan ini sepertinya akan menjadi titik penting. Tebakanku, mereka akan putus dan Frame akan perhatian dengan orang lain.
Lukmo x Yok
Pasangan favoritku mendapat part yang sedikit di episode kali ini. Sayang sekali. Tapi tidak apa, setidaknya aku sudah cukup terhibur dengan Yok yang dengan bangganya mengatakan pada ibunya bahwa Lukmo adalah pacar barunya! Wow! Kapan mereka jadian? Secepat itukah? Pasangan ini memang gila. Lukmo, my cute baby, you doing a great job, honey! Get him, boy! Claim him as yours! Yasss!!
Anyway, ibu Yok masih belum mau menerima anaknya sebagai gay, dia tetap berusaha merubah Yok menjadi straight. Masih plot yang sama seperti di season satu, tapi aku memakluminya. Bagaimanapun, Yok mendapat part yang sedikit di season satu, tidak cukup untuk menyelesaikan masalah sebesar ini.
Rodtang x Nine
Di season satu aku tidak pernah jatuh cinta dengan pasangan ini, dan sayang sekali di season dua perasaanku juga masih tetap sama.
Di season dua ini diceritakan Rodtang mengikuti banyak casting dan interview, dia ingin menjadi selebriti. Sayangnya, hal ini menyebabkan dia melalaikan beberapa tugas di sekolahnya. Nine mencoba mengingatkannya, tapi Rodtang malah menuduhnya iri. Plot yang lumayan membosankan untukku.
Wit x Lily (plus Ess)
To be honest, this one is quite fun for me. Karakter Lily yang aneh, genit, dan terlalu blak-blakan lumayan bikin aku terhibur. Saking genitnya sampai Wit ketakutan sendiri. Hahaha.
Aku tidak berharap banyak kepada couple ini karena sepertinya mereka hanya dijadikan tempelan saja. Tapi mereka cukup menyegarkan, setidaknya bisa membuatku lupa dengan kerumitan para pasangan lain.
Fluke x Fink
Kakaknya Fuse sepertinya akan mendapatkan lelaki baru di season dua ini. Lalu kemana perginya Tan dan Mook? Dan Champ? Kemana mereka semua?
Well, Fluke ganteng sih, lumayan juga.
Fluke baru muncul di episode 3, dan sepertinya Fink langsung naksir dengan Fluke. Terlalu cepat sih, tapi aku tidak bisa menyalahkan Fink juga, Fluke memang terlalu ganteng buat diabaikan, hahaha.
Overall, episode 3 ini membosankan tapi juga menarik di beberapa bagian. Yaah, setidaknya ini jauh lebih baik dari episode 1. I'll wait for the next episode. Di cuplikan untuk episode minggu depan, sepertinya akan ada karakter baru dan cerita akan semakin rumit.
Aku melihat cuplikan Frame dan Fuse berada di satu ranjang dan mau ciuman. I'm confused. Like, what the hell is that? Is Frame x Fuse even a thing? I'm lost.
Side note (s):
- Perubahan lokasi syuting membuatku kurang nyaman. Aku kangen dengan apartemen Book yang lama, sekolah mereka yang lama, dan juga kamar Fuse yang lama.
- Perubahan-perubahan lain juga membuatku kurang nyaman. Aku kangen dengan seragam mereka yang lama. Aku kangen dengan kacamata Wit. Aku juga kangen dengan Book yang beberapa kali memakai kacamata saat belajar. Tapi terlebih lagi, aku kangen dengan sosok Frame yang lama. Frame yang sekarang semakin tinggi, badannya juga semakin besar, gaya rambutnya berubah, dan behelnya dilepas. Semua perubahan itu membuat Frame jadi kurang terlihat seperti... Frame.
- Hal-hal yang berubah ini memang termasuk hal yang kecil, sangat sepele, dan tidak berkontribusi ke plot cerita, tapi hal-hal kecil ini ada terlalu banyak sampai akhirnya mengganggu atmosfir series ini. Saking banyaknya hal yang berubah, season dua ini jadi tidak terasa seperti sekuel, tapi terasa seperti sebuah series yang sama sekali baru.
- Untungnya, akting para aktor berkembang jadi semakin baik di season dua ini.
Langganan:
Komentar (Atom)






